Alkisah seorang pengendara mobil lewat jalan sempit, sehingga Sipengendara tidak bisa menyalip karena Jalan sempit itu hanya cukup dilewati oleh satu mobil & satu motor...
Di depannya dari arah berlawanan ada seorang pengendara sepeda motor, nampaknya ia adalah penjual mainan anak-anak keliling ...
Pas melewati "polisi tidur", sepeda motor itu terguncang dan beberapa mainan jatuh ke jalanan ...
Sipengendara mobil membunyikan klakson berulang-ulang, maksudnya memberi tahu bahwa ada mainan dia yang jatuh ...
Kenyataannya sipenjual mainan malah menambah kecepatan motornya...
Sipengendara mobil membunyikan klakson lagi berulang-ulang semakin keras ...
dan Sipenjual mainan menambah kecepatan motornya...
Maksud Sipengendara mobil menberi tahu agar dia berhenti dan melihat ke arahnya ...
Si penjual mainan sepertinya menafsirkan bahwa klakson Sipengendara mobil itu artinya agar dia lebih cepat karena Sipengendara mobil tidak sabaran mau lewat ...
Inilah persepsi ... Gara-gara beda persepsi beberapa mainan dia tidak bisa kembali ... Padahal itu adalah sesuatu yang baginya adalah jalan rejeki ...
*****
Jangan-jangan dalam aspek kehidupan yang lebih luas pun begitu ... Kehidupan memberikan "klakson dengan suara keras", agar kita sejenak berhenti (jeda) dan menoleh ke belakang (belajar dari pengalaman) ...
Karena bisa jadi peluang emas dan kesempatan besar telah baru saja terlewatkan ... Namun persepsi kita justru malah meresponnya dengan menambah kecepatan kita dalam berlari mengejar segala keinginan ...
"TetAp SeMaNGat & KeEp SmiLe"
copy from: Dwr-Bf Devanda Krishna