Membuat Sharehosting Dan Multi Domain Di Localhost Dengan Xampp

 A.   PENGERTIAN SHARED HOSTING

Shared hosting merupakan tipe web hosting yang paling populer. Paket ini tepat untuk blog dan website sederhana. Ketika Anda bertanya tentang apa itu web hosting, biasanya user akan merujuk pada shared hosting. Dengan shared hosting, Anda berbagi server dengan klien lainnya di provider hosting yang sama. Website yang dionlinekan di server yang sama berbagi semua resource, seperti memori, computing power, disk space, dan lain-lain.

B.   CARA KERJA SHARED HOSTING

Sesuai dengan namanya, shared hosting adalah jenis hosting yang digunakan secara sharing alias berbagi dan di indonesia sering disebut sebagai hosting bersama. Jadi sederhananya, para pengguna hosting tersebut akan patungan dalam membayar biaya maintenance dan biaya sewa satu hosting tersebut.

Seperti yang Anda ketahui, menyewa satu hosting membutuhkan biaya yang cukup besar. Selain itu tidak semua kapasitas penyimpanan di dalamnya akan kita gunakan.

Sedangkan dengan berbagi pembayaran dengan pengguna internet dan pemilik website yang lain, biayanya jadi jauh lebih murah. Sehingga blogger yang masih baru dan belum berpenghasilan sekalipun bisa berlangganan.

Lalu bagaimana cara mengatur jatah penyimpanan tiap pemilik website?

Meskipun kebanyakan shared hosting akan membatasi setiap penggunanya dengan penyimpanan yang sama, namun beberapa hosting bisa digunakan dengan batas penyimpanan berbeda-beda. Dan yang mengatur tentang batas penyimpanan tersebut adalah provider hosting tersebut.

Jadi ketika Anda membayar biaya langganan shared hosting, provider web host tersebut akan membuat ruang khusus untuk seluruh data dan konten yang Anda miliki. Jika Anda memilih langganan hosting dengan penyimpanan 500 mb, maka provider web host akan membatasi penyimpanan akun tersebut menjadi 500 mb.

Dengan begitu setiap pelanggan bisa menggunakan hosting dengan batas masing-masing sesuai dengan biaya langganan yang mereka bayar. Tidak ada yang merasa dirugikan karena bayar mahal namun penyimpanan kecil dan tidak ada pula yang diprioritaskan karena bisa mendapatkan ruang penyimpanan besar dengan biaya kecil.

Setelah mengetahui bagaimana cara kerja shared hosting, sekarang waktunya Anda pahami apa saja kelebihan dan kekurangannya. Karena walaupun banyak orang yang menggunakan, bukan berarti jenis hosting ini adalah yang terbaik.

Oleh karena itu, mari kita bahas apa saja sisi kelebihan dan kerugian menggunakan hosting ini.

Kelebihan Shared Hosting

Kelebihan shared hosting yang paling utama tentunya adalah harga sewa terjangkau. Seperti yang sudah dikatakan tadi, blogger yang baru mulai dan belum berpenghasilan sekalipun bisa menggunakan hosting jenis ini.

Selain itu, shared hosting ini sangat mudah untuk digunakan. Sebab hampir tidak membutuhkan kemampuan teknikal apapun. Bahkan kebanyakan customer service dari para provider hosting siap menginstall website Anda secara cuma-cuma.

Dan dengan cara kerja shared hosting yang sudah dibatasi oleh provider web host, maka Anda juga bisa memperluas kapasitas penyimpanannya kapanpun diinginkan. Tidak seperti dedicated hosting yang mana perlu melakukan migrasi data dan setting ulang seluruh konten bila ingin meningkatkan kapasitas penyimpanan hosting.

Kekurangan Shared Hosting

Untuk website pribadi atau konten yang hanya berisi artikel, shared hosting memang bisa dibilang lebih dari cukup. Karena penyimpanan 5 Gb sekalipun tidak akan habis, khususnya bila Anda hanya mengisi artikel di website tersebut sendirian.

Sedangkan untuk website bisnis dan toko online, shared hosting mungkin tidak akan cukup untuk menampung semua pengunjung blog dan konten website Anda.

Walaupun bagus untuk permulaan, namun cepat atau lambat Anda harus meng-upgrade ke kapasitas yang lebih besar dan memindahkan seluruh data dalam website tersebut ke media hosting baru.

Selain itu, shared hosting juga memiliki uptime rata-rata 90%. Walaupun server-nya jarang down, namun biasanya ada dalam 1 kali dalam 1 bulan dimana hosting tidak bisa diakses oleh pengunjung website Anda.

Seperti itulah pembahasan mengenai cara kerja shared hosting atau hosting bersama. Jadi walaupun murah, masih ada beberapa kekurangan yang bisa Anda rasakan dalam layanan web hosting ini

 

C.   Membuat Sharehosting Dan Multi Domain Di Localhost Dengan Xampp

Sebelumnya saya akan menjelaskan dulu tentang pengertian domain, agar pembahasan ini dapat lebih dimengerti. Dalam dunia internet, khususnya dalam penggunaan website, ada dua istilah yang sering digunakan, yaitu hosting dan domain.

Hosting dapat dianalogikan sebagai sebuah rumah atau tempat, dimana kita bisa menaruh kursi, meja dan banyak peralatan lainnya di situ. Dalam sebuah hosting, kita dapat menaruh banyak “peralatan” seperti yang kita mau, misalnya gambar, tulisan, form kontak, dan sebagainya. Jadi, hosting adalah tempat di mana website kita berada, secara fisik.

Sedangkan domain, bisa dianalogikan atau diistilahkan sebagai alamat atau nama jalan. Sebetulnya, setiap website sudah memiliki “alamat” sendiri. Namun bentuknya adalah dalam bentuk deretan angka yang sulit untuk dihapalkan, yang disebut IP Address atau Internet Protocal Address.

Misalnya, alamat “fisik” untuk kompas.com adalah 202.61.113.35. Sekarang, mana yang lebih kita pilih untuk membuka halaman website Kompas? Mengetikkan angka 202.61.113.35, atau mengetikkan kompas.com, pada address bar di browser yang kita pakai? Mana yang lebih mudah kita ingat? Angka 202.61.113.35, atau kompas.com? Tentunya kita akan lebih memilih kompas.com.

Itu jika hosting yang disewa atau dimiliki adalah “dedicated hosted”, yaitu hosting yang secara ekslusif, hanya digunakan untuk satu alamat domain, seperti kompas.com tadi. Bagaimana jika hosting yang digunakan adalah “shared hosted” atau hosting yang dipakai bersama? Akan lebih rumit lagi jadinya. Contohnya adalah blogdokter.com, sebuah blog yang membahas tentang kesehatan. IP Address-nya adalah 104.28.13.141. Coba ketikkan deretan angka tesebut (104.28.13.141) pada address bar browser, lalu tekan tombol Enter. Yang terbuka bukannya halaman blogdokter.com, melainkan sebuah halaman yang memberitahukan bahwa kita tidak diizinkan untuk membuka halaman tersebut secara langsung, alias harus mengetikkan “nama” domainnya, yaitu blogdokter.com. Demikian juga jika kita mengetikkan IP Address untuk blog bernama dzofar.com, sebuah blog yang berisikan banyak tutorial untuk membuat gambar vector. Coba ketikkan deretan angka 68.65.120.223, pada address bar di browser kita. Apa yang terjadi? Bukannya halaman dzofar.com yang terbuka, melainkan sebuah halaman yang memberitahukan agar kita menghubungi webmaster dari hosting tersebut.

Kenapa dua hal terakhir terjadi? Kenapa jika kita mengetikkan angka 104.28.13.141 atau 68.65.120.223, yang terbuka bukannya halaman blogdokter.com atau dzofar.com? Itu karena mereka, menaruh blog mereka, pada “shared-hosted” alias hosting berbagi. Apakah itu salah? Sama sekali tidak. Apakah artinya mereka adalah blog yang jelek? Sama sekali tidak. Mereka adalah contoh dari banyak web atau blog di dunia ini, yang memakai shared-hosted untuk menaruh blognya. IP Address mereka sama, namun domain yang dipakai berbeda-beda, sesuai dengan folder (atau ruangan) yang mereka miliki.

Shared-hosted dinilai lebih efektif untuk website-website atau blog-blog yang berukuran kecil, yang biasanya dimiliki dan dijalankan oleh orang pribadi atau perusahaan kecil. Analoginya seperti apartemen, yang alamat fisiknya sama, namun lantainya beda.

Jadi, kesimpulannya, jika hosting adalah rumahnya, maka domain adalah alamatnya. Mudah-mudahan sampai di situ bisa dimengerti.

Kembali ke pembahasan utama, kita akan coba membuat sebuah “shared-hosted“, di komputer kita sendiri, alias di localhost. Maksudnya bagaimana ya? Maksudnya adalah kita bisa membaut beberapa web/blog dengan alamat domain yang berbeda, namun dengan IP Address yang sama, yaitu 127.0.0.1. Kenapa 127.0.0.1? Karena IP Address 127.0.0.1, sudah disiapkan sebagai IP Address dari localhost. Jadi, jika kita mengetikkan http://localhost/, sebenarnya kita mengetikkan http://127.0.0.1.

Syarat pertama untuk dapat membuat shared-hosted di localhost ini, tentu saja adalah sudah terinstallnya web-server di komputer kita. Jika belum memilikinya, XAMPP bisa menjadi salah satu pilihan. XAMPP sendiri sebenarnya bukan webserver. Namun, XAMPP adalah sebuah aplikasi “lengkap” yang terdiri dari apache  webserver, php processor, mysql database administration, dan beberapa tools lainnya. Oiya, Anda dapat mengunduh atau men-download-nya di sini. Download aplikasinya, install sesuai dengan petunjuk yang ada, dan kita bisa mulai.

Dengan asumsi bahwa webserver yang digunakan adalah Apache (untuk webserver jenis lain seperti Microsoft Web Server atau IIS, silahkan googling), maka kita bisa mulai dengan langkah pertama, yaitu dengan membuka file httpd-vhosts.conf. Letaknya (biasanya) ada pada folder “c:\xampp\apache\conf\extra”. Silahkan buka folder tersebut dan cari file httpd-vhosts.conf, lalu edit file tersebut. Gunakan editor kesukaan masing-masing. Saya sendiri memakai PsPad sebagai editornya.




Dengan editor, buka file tersebut, lalu cari baris seperti berikut:



Copy seluruh baris pada blok tersebut (pada gambar di atas, mulai dari baris 29 s/d baris 36, nomor baris bisa berbeda sesuai dengan kondisi pada komputer masing-masing), lalu tempatkan pada baris paling bawah. Lalu hilangkan tulisan “##” yang berada di depan dari tiap baris yang tadi kita copy, kemudian ubah juga namanya menjadi nama sesuai keinginan kita. Contohnya seperti di bawah ini:



Yang perlu diperhatikan adalah baris yang berisikan tulisan ‘DocumentRoot “c:/xampp/htdocs/namaweb”‘. Itu adalah folder real atau fisik yang ada di komputer kita. Jadi jika kita menggunakan nama folder namaweb, maka yang tertulis di situ juga harus nama folder yang sama, secara lengkap. Contohnya seperti di bawah ini:



Terlihat di atas bahwa folder “namaweb”, ada dan terletak pada subfolder “xampp/htdocs“. Pada folder tersebutlah, kita akan mengisi file-file yang akan kita gunakan sebagai “isi” dari web kita nanti. Setelah itu, silahkan restart xampp Anda. Caranya dengan menjalankan file “xampp-control.exe“, yang (biasanya) terletak pada folder “c:/xampp“, seperti gambar di bawah.



Setelah terbuka, akan terlihat status dari modul “Apache” yang sedang running.



Klik tombol “Stop” yang terletak di sebelah kanannya, sehingga statusnya terlihat seperti berikut ini:



Klik lagi tombol “Start” yang berada di sebelah kanannya, untuk kembali menjalankan “Apache Webserver”, sehingga statusnya kembali aktif seperti terlihat di bawah ini.



Selanjutnya yang harus kita lakukan adalah memodifikasi file “hosts” yang berada pada folder “c:\windows\system32\drivers\etc“. Cari file bernama “hosts”, buka dan cari baris berikut:



Copy baris “# 127.0.0.1   localhost“, ke baris kosong di paling bawah, dan hilangkan tanda “#” di depannya, dan ubah tulisan “localhost” menjadi namaweb.com, sehingga menjadi seperti berikut ini:



Dengan cara tersebut, maka kita bisa membuat beberapa web, dengan jumlah yang banyak sesuai keinginan kita. Contohnya seperti di bawah ini. Saya membuat tiga “web” dengan tiga domain berbeda, yaitu eny-riyani.com, cemutmelah.com serta programming.com.



Dan foldernya adalah sebagai berikut, sesuai dengan yang tertulis pada file httpd-vhosts.conf di atas.



Sedangkan isi dari file hosts-nya adalah sebagai berikut:



Sekarang ketikkan 4 (empat) alamat tersebut di atas, yang telah kita buat sebelumnya (kalau seperti yang saya buat yaitu namaweb.com, eny-riyani.com, cemutmelah.net, dan programming.com). Apa yang terjadi? akan tampil sebuah halaman kosong seperti di bawah ini:



Ya, memang masih kosong, karena kita belum mengisinya dengan konten yang kita inginkan. Sebagai contoh, saya akan mengisi eny-riyani.com dengan cms WordPress. Yang lainnya akan saya atur lagi nanti. Berikut ini tampilannya setelah saya install dengan cms WordPress.



Lihat? Saya bisa “memiliki” beberapa web sekaligus, secara gratis. Ya, tentu saja gratis. Karena seluruh alamat web tersebut, hanya ada di localhost di komputer saya, atau dengan kata lain, saya bisa membuka ke empat alamat web tersebut di atas, hanya di komputer saya, dan tidak di komputer lain. Namun, dengan cara ini, saya bisa belajar web programming atau/atau web design, dengan lebih mudah dan dengan cara yang lebih menyenangkan, karena seakan-akan saya sudah memiliki web sesungguhnya.

Cara yang sama, bisa diterapkan jika kita memiliki sebuah tempat kursus web programming dan/atau web-design.

Sebagai catatan, konfigurasi yang dituliskan di dalam file hosts, akan berpengaruh saat kita membuka halaman dengan alamat yang sudah dituliskan di situ. Jadi jika misalnya kita menuliskan baris berikut pada file hosts:

127.0.0.1.  microsoft.com

Maka begitu kita mengetikkan alamat microsoft.com pada address bar di browser yang kita pakai, halaman yang terbuka bukanlah halaman microsoft.com yang sesungguhnya, melainkan halaman yang ada pada komputer kita, sesuai dengan konfigurasi yang dituliskan sebelumnya. Jadi, berhati-hatilah, karena jika tidak, hal tersebut akan menyebabkan kita membuka halaman website yang salah. Hal ini terutama jika kita sudah selesai dalam membuat website yang kita inginkan, dan ingin meng-upload-nya ke webserver sesungguhnya yang ada di internet.

Dan ingat, bahwa “virtual shared-host” ini hanya berlaku di komputer kita saja, bukan di komputer orang lain.

D.   Kesimpulan

Berdasarkan tugas yang telah saya kerjakan dalam membangun sharedhosting menggunakan XAMPP dapat disimpulkan bahwa resource yang dibutuhkan untuk membangun sharedhosting harus besar hal ini dikarenakan semua website yang terdaftar pada server tersebut akan bekerja bersama-sama dalam melayani permintaan client yang bisa mengakibatkan server web menjadi lambat.